PRABOWO VS KPU
JAKARTA—Relawan pasangan capres Prabowo-Hatta menyatakan telah
menemukan indikasi tiga modus kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu
Preiden (Pilpres) 2014.
"Sampai saat ini ada tiga modus
kecurangan untuk memenangkan pilpres. Modus tersebut akan dapat
mematikan demokrasi," kata penasehat relawan Prabowo-Hatta, Letjen TNI
(Purn) Suryo Prabowo di Jakarta.
Dia menjelaskan, modus yang
mereka temukan yakni pertama, melakukan "mark up" atau penggelembungan
suara di sejumlah daerah khusus dengan TPS terpilih.
"Mereka pilih daerah yang menguntungkan secara politik seperti DKI, Jateng dan Bali dengan populasi padat pemilih. TPS dipilih yang panitianya dari unsur kader mereka. Di TPS inilah mobilisasi suara dilakukan," katanya.
Modus kedua, lanjutnya, kecurangan dilakukan dengan memanipulasi jumlah penghitungn suara.
Modus ketiga, katanya, melakukan "money politic". "Ini cara klasik, bagi uang, atau kartu sehat untuk mempersuasi pemilih," katanya.
Ia mengatakan pihak Prabowo-Hatta memegang semua bukti dari tiga modus kecurangan tersebut.
"Buktinya berupa dokumen, photo atau rekaman. Semua bukti sudah disiapkan. Kami harap KPU tidak tutup mata dengan kecurangan ini," tutupnya. (Antara)
"Mereka pilih daerah yang menguntungkan secara politik seperti DKI, Jateng dan Bali dengan populasi padat pemilih. TPS dipilih yang panitianya dari unsur kader mereka. Di TPS inilah mobilisasi suara dilakukan," katanya.
Modus kedua, lanjutnya, kecurangan dilakukan dengan memanipulasi jumlah penghitungn suara.
Modus ketiga, katanya, melakukan "money politic". "Ini cara klasik, bagi uang, atau kartu sehat untuk mempersuasi pemilih," katanya.
Ia mengatakan pihak Prabowo-Hatta memegang semua bukti dari tiga modus kecurangan tersebut.
"Buktinya berupa dokumen, photo atau rekaman. Semua bukti sudah disiapkan. Kami harap KPU tidak tutup mata dengan kecurangan ini," tutupnya. (Antara)
Sementara itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden 2014.
Berdasarkan penghitungan suara yang dikumpulkan di 33 provinsi, Jokowi-Kalla mendapatkan 53,15% atau 70.633.576 suara.
Pesaing mereka, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa meraih 46,85%
atau 62.262.844 suara, yang membuat Jokowi unggul 8.370.732 suara atas
Prabowo.
KPU menyatakan jumlah suara sah sebanyak 132.896.438 suara.
Penetapan dilakukan setelah KPU merampungkan proses penghitungan seluruh provinsi, Selasa (22/07).
Menjelang pengumuman hasil pilpres, kubu Jokowi
mendeklarasikan kemenangan, seperti disampaikan Megawati Sukarnoputri,
ketua umum PDI Perjuangan, partai yang mendukung pencapresan Jokowi.
"Saya ingin menyatakan bahwa kami, partai yang mencalonkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, menang," kata Megawati.
Ditolak Prabowo
Beberapa jam sebelumnya, Prabowo menyebut proses pilpres ini tidak demokratis dan ia menyatakan mundur.
Mantan komandan jenderal Kopassus dan panglima Kostrad ini menduga kecurangan yang masif dan terstruktur.
"Menolak pelaksanaan pilpres 2014 yang cacat
hukum dan dengan demikian kami menarik diri dari proses yang sedang
berlangsung," kata Prabowo di depan para pendukungnya di Jakarta.
Menanggapi langkah Prabowo, anggota KPU Hadar Gumay mengatakan hasil
pemilu tetap sah secara hukum, walaupun ditolak oleh Prabowo.
"Tidak ada masalah. Saksi (kubu capres) tidak
hadir, tidak mau menandatangani, atau mereka memprotes, itu tidak
masalah. Itu cuma menjadi catatan. Tetapi yang kami putuskan itu
merupakan keputusan formal, resmi dan legal," kata Hadar Gumay.
Sejumlah pengamat mengatakan Prabowo bisa melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi jika tidak puas dengan proses pilpres.
Dikutip dari
0 comments:
Post a Comment